Jumat, 19 Februari 2016

Risalatul Murid Habib Abullah al Haddad

Habib Abullah al Haddad 

Al-Imam Al-’Allamah Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad, di lahirkan di Syubair di salah satu ujung Kota Tarim di provinsi Hadhramaut-Yaman pada tanggal 5 Safar tahun 1044 H.

Di antara karya-karya tulis al-Habib Abdullah adalah: ar-Risalah Adab as-Suluk al-Murid, ar-Risalatul al-Mu’awanah, an-Nafaais al-’Ulwiyah Fi al-Masailis as-Sufiyah, Sabiilul Iddikar, al-Ithaaf as-Saail, at-Tatsbiitul Fuaad, ad-Da’wah at-Taamah, an-Nasaih ad-Diiniyah, dan masih banyak lagi lainnya. Dan termasuk wirid-wirid yang beliau susun diantaranya yang sangat terkenal adalah ‘Ratib Al-Haddad’ yang beliau susun di malam Lailatul Qadr tahun 1071 H.

Risalatul Murid :

1. MasalahThariqat

Dorongan Batin Untuk Menuju Ke Jalan Allah Ketahuilah bahwa jalan permulaan yang ditempuh ialah munculnya semacam dorongan yang kuat didalam hati yang mengerakkan, menarik dan mengajak untuk kita menuju ke jalan Allah Taala dan menuju ke jalan akhirat serta membelakangkan dunia dan membelakangkan segala yang menjadi kebiasaan kita pada mengejar dunia; seperti mengumpul harta dan kekayaan, bersenang lenang mengikuti kehendak syahwat dan hawa nafsu juga bermegah megah dengan keindahan dan kemewahan termasuk keluarga, kaum kerabat, sahabat handai yang dicintai dan lain lain lagi. Dorongan ini merupakan “Rahsia Ketuhanan” yang diberikan ke dalam batin hambaNya samada dengan cara menakutkan atau mengembirakan ataupun dengan cara menimbulkan perasaan rindu kepada ZatNya ataupun juga melalui pertemuan dengan para wali Allah atau ketika mendapat pandangan daripada mereka. Kadang kadang dorongan itu terjadi tanpa ada sesuatu sebab yang tertentu. Bercita cita untuk mendapatkan “dorongan” serupa itu sangat sangat disuruh dan digalakkan. Tetapi bercita cita atau berharap saja untuk meningkat tanpa berusaha dan menetap dipintuNya adalah suatu keputusan yang bodoh. Betapa tidak, bukankah Rasulullah saw pernah bersabda;



“Sesungguhnya Tuhan telah menyediakan berbagai limpahan (kurnia) pada setiap MASA, maka hendaklah kamu mencarinya” 

Sesiapa yang telah diberikan penghargaan oleh Allah Taala dengan dapatnya “dorongan” mulia ini maka hendaklah dia meletakkan dirinya pada tempat yang sesuai. Hendaklah kita mengetahui bahwa pemberian Allah Taala ini adalah NIKMAT TERTINGGI antara nikmat nikmatNya yang lain yang tidak dapat ditentukan darjatnya dan tidak dapat diNILAI kesyukuran atasnya. Keterangan:

“Masyallah, sedarlah wahai sekelian saudaraku, Ini adalah “Penghargaan dan Penghormatan” yang datang langsung daripada Allah swt. Maka hendaklah kita mengetahui akan pemberian Allah Taala ini adalah Nikmat Tertinggi antara nikmat nikmatNya yang lain dan janganlah kita rusakkan dan cacatkan “Penghargaan, Penghormatan dan Nikmat Tertinggi” dengan mengabaikannya atau melalaikan”. “Meletakkan diri kita pada tempat sesuai bermaksud; “Dorongan Kemauan_Rahsia Ketuhanan” ini seperti Permata yang sangat sangat berharga dimana kita tidak dibenarkan meletaknya dilumpur atau berdekatan dengan lumpur. Fahamilah maksud ini”. 

Maka wajarlah kita membanyakkan kesyukuran terhahap Allah Taala atas nikmat besar yangtelah diberikan kepada kita yang sudah dipilih dan mungkin akan diutamakanNya (sekiranya kita mengikuti akan peraturan yang telah digariskan oleh Habib Abdullah bin Alwi AlHaddad), kita antara orang orang yang setaraf dan rakan-rakan seperjuangan untuk diberikannya nikmat itu. Betapa banyaknya orang Islam yang telah mencapai usia 80 tahun atau lebih tetapi masih belum lagi diberikan “dorongan” serupa itu dan hati mereka tidak pernah sekalipun diketuk oleh “Rahasia Ketuhanan” ini Keterangan:

“Alhamdulillah, kami panjatkan syukur kepadaMu Ya Allaaah yang telah memberi dan meletakkan “dorongan Kemauan_Rahsia Ketuhanan” ke dalam hati hambaMu yang kotor ini, yang penuh dengan dosa dan noda, buta mata zahir dan buta mata batin kami yang selama ini sudah banyak kami remehkan perintah dan laranganMu, mengabaikan dan melalaikan segala nikmat yang Engkau sentiasa berikan dengan tidak mensyukuriMu dengan sewajarnya. Astagfirullah . . . Alhamdulillah”

“Ya Allah, kami adalah hambaMu yang tidak ada Daya dan Upaya untuk menjaga pemberianMu yang tak ternilai ini. Kami mohon kepadaMu, Berilah kami Perlindungan, Bantuan, Pertolongan dan kekuatan supaya dapat menjaga dan membawa “DoronganKemauan_Rahsia KetuhananMu” ini sebaik baik mungkin. Hanya dengan kehendak dan izinMu jua yang kami harapkan yang akan berlaku dan pasti berlaku. Kami mohon kepadaMu dengan keberkahan Nabi dan RasulMu, Muhammad saw, dengan keberkahan Ahli BaitNya dan ZuriatiNya, dengan keberkahan Para Habaib yang kami Cintai, dengan keberkahan Guru kami dan Guru Guru mereka. Amin, Amin, Amin, Ya Rabbal Alamin.

Bagaimana Cara Memelihara “Dorongan Kemauan_Rahsia Ketuhanan” 

Setiap murid harus rajin berusaha untuk memperkukuh (menguatkan), memelihara dan mengikuti ajakan dorongan kebatinan ini seperti berikut:

1. Memperkukuhkannya: Dengan memperbanyakkan Mengingati Allah Taala,
Merenung dan Meneliti segala Kekuasaan Allah Taala dan senantiasa berdampingan dengan Para Wali Allah, Ulama Ulama, Para Guru Guru.

2. Memeliharanya: Menjauhkan diri dari bercampur gaul dengan orang orang yang terlindung dari pandangan Allah Taala dan juga dengan meletakkan belakang segala was was dan tipu daya syaitan.

3. Mengikuti: Berlumba lumba kembali / menuju ke jalan Allah, berlaku benar dalam menghadapi segala PerintahNya, tidak bermalas malas, tidak menangguh-nanggguhkan dan tidak melambat-lambatkannya. Apabila sampai saja masanya hendaklah menunaikannya dan apabila merasa seruan bakti hendaklah tidak tunggu tunggu lagi. Berhati hati dari ucapan besok atau lusa sebab yang demikian adalah dari hasutan syaitan. Hendaklah terus mengerjakan segala amal baik dengan segera dengan tidak menunggu-nunggu ataupun mencari keuzuran (mencari alasan alasan) kerana tidak ada masa lapang, penat, kurang sihat ataupun belum sampai masa untuk beramal dan sebagainya.

Berkata Abur-Rabi’ rhm: Tunjukkanlah dirimu ke jalan Allah kepada Allah dalam keadaan tempang dan cacat anggota dan jangan menunggu waktu sihat saja kerana menunggu waktu sihat adalah kerugian. 

Keterangan:
“Maksud; Tunjukkan pada Allah Taala walaupun jasad kita penat, letih dan mempunyai halangan halangan lain yang datang, kita tetap hadir pada hari yang telah kita khususkan buat ‘Dia’ dimana kita dapat menimba ilmu untuk membersihkan dan mendekatkan diri kepadaNya. Kita tetap menjalankan segala perintahnya dan menjaga larangannya. Menjalankan wirid wirid harian dan lain lain”.

Keterangan:
“Jangan menunggu waktu sihat bermaksud; orang yang sihat tidak ada ujian dan cubaan dan dengan mudah dapat hadir tanpa memberikan alasan, melaksanakan amal bakti tetapi orang yang penat selepas kerja, letih, yang sakit dan ada saja halangan-halangan supaya dia tidak dapat hadir, melaksanakan amal bakti itu adalah ujian dan cubaan berat baginya. Sekiranya dia dapat mengatasi masalah ini maka Allah Taala akan “SENYUM” keatas dirinya kerana dia mempunyai Haqul Yakin bahwa kehadirannya akan membuat Allah Taala, senyum, Rasulullah saw, senyum, Para Malaikat yang ditugaskan menjaga majlis bakti, senyum, Para penduduk bumi, senyum, Para penduduk langit senyum. Masyallah, Subhanallah, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar”.

Berkata Ibu Atha’ didalam kitabnya Al-Hikam: Melambat lambatkan suatu pekerjaan sehingga ada peluang menunjukkan kebodohan jiwanya. 

Keterangan:
“Maksud; Mencari alasan demi alasan supaya tidak perlu hadir untuk melaksanakan amal bakti dan menunda-nundakan peluang (untuk mencari alasan alasan) untuk diberi menunjukkan dia lebih senang mendengar nasihat syaitan daripada seruan Allah Taala dan RasulNya”.




Bersambung................. 




(disalin dari Pustaka Majelis Muhyin Nufuus) 

Komentar